Gambaran Kesejahteraan Psikologis Wanita Menikah dari Keluarga Bercerai

Authors

  • Lisa Astini Universitas Malikussaleh
  • Nur Afni Safarina Universitas Malikussaleh
  • Ella Suzanna Universitas Malikussaleh

DOI:

https://doi.org/10.29080/jpp.v13i1.685

Keywords:

Kesejahteraan Psikologis, Wanita Menikah

Abstract

Pernikahan memberikan efek pada kesejahteraan psikologis individu yang menikah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran kesejahteraan psikologis pada wanita menikah yang memiliki latar belakang  keluarga bercerai. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, penelitian ini melibatkan lima subjek yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi sedangkan analisis data menggunakan analisis data tematik. Hasil penelitian menunjukkan gambaran kesejahteraan para subjek yang cuku baik. Ada beberapa hal yang mereka miliki sehingga itu membuat mereka merasakan kebahagiaan dalam pernikahan mereka. Meskipun subjek berasal dari keluarga yang bercerai, mereka memiliki sejumlah hal yang dipertahankan yaitu komitmen pernikahan, religiusitas, relasi suami istri, kesejahteraan pernikahan, penerimaan diri, hubungan dengan orang, kemandirian, penguasaan lingkungan, dan tujuan hidup.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adi., W. & Lestar., M. (2017). Gambaran Komitmen dalam pernikahan pasangan remaja yang mengalami KTD. Jurnal Psikologi Udayana 35-45.

Adedeji., J. & Olawa., D., B. (2013). Gender is a psychological issue. International Journal of Humanities and Social Science Invention 2 (3), 40-44

Anggreini., N. (2018). Dampak perceraian terhadap anak (Studi kasus 5 keluarga di kota bangkinang kabupaten Kampar). JOM Fisip, 5 (2)

Amato., P. (2012). The consequences of divorce for adults and children: an update. Pennsylvania State University, Department of Sociology, 211 Oswald Tower, University Park, PA, USA, 16803

Azra., F. (2017). Forgiveness dan subjective well-being dewasa awal atas perceraian orang tua pada masa remaja. Jurnal Psikoborneo, 5 (3), 529-540

Azalia., L.dkk (2018). Kesejahteraan psikologis pada jemaah pengajian ditinjau dari religiusitas dan hubbud dunya. Jurnal Psikologi Islam,4 (1), 35-44

Bernard, M., E. (2013). The strength of self-accept : Theory,Practies, and Research. New York : Spinger.

Brey, P. A. E. (2012). Well-being in philosophy, psychology, and economics. In P. A. E. Brey, A. R. Briggle, & E. H. Spence (Eds.), The Good Life in a Technological Age. (pp. 15-34). New York/London: Routledge.

Christie, Y. dkk (2013).Perbedaan kesejahteraan psikologis pada wanita lajang ditinjau dari tipe wanita lajang. Jurnal ilmiah mahasiswa universitas Surabaya 2 (1).

Dariyo, A. (2004). Memahami psikologi perceraian dalam kehidupan keluarga. Jurnal Psikologi, 2 (2).

Dewanti., A & Suprapti, V. (2014). Resiliensi remaja putri terhadapproblematika pasca orang tua bercerai. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 3 (3)

Diane, P, E. & Feldman, Duskin, R. (2015). Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta : Salemba Humanika.

Diener, E., Suh, E. M., Lucas, R. E., and Smith, H. L. (1999). Subjective Well-Being: Three Decades of Progress. Psychological Bulletin, 125, 276-302.

Fitriani, A. (2016). Peran religiusitas dalam meningkatkan psychological well being Alyad.

Gove,W., Hughes., M. & Style., C. (2013). Does Marriage Have Positive Effects on the Psychological Well-Being of the Individual. Journal of Health and Social Behavior 24 (4).

Gleen. N., D. (2016). The contribution of marriage to the psychological well-being of males and female. Journal of marriage and family 37 (3)

Hamdie,. I. (2017). Konsep Taswiyah al-nafs dalam pengembangan pribadi manusia. Jurnal Studi Islam dan Humaniora 1 (5).

Huppert., F. (2009). Psychological well-being: evidence regarding its causes and consequences. Journal Compilation, 1 (2), 137-164.

Hurlock, Elizabeth B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Ismati. (2018). Perceraian orangtua dan problem psikologis anak. At-tauhid bimbingan dan konseling islam. 1 (1).

Izka, R. (2020). Gambaran Psychological well-being pada wanita bercerai di kota lhoksemawe. Skripsi (Tidak dipublikasikan).

Izzati.A, &Mulyana., P. (2021). Perbedaan jenis kelamin dan status pernikahan guru dalam kesejahteraan psikologis guru. Psychocentrium Riviewer 6 (71).

King, L, A. (2016). Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta : Salemba Humanika.

Linda, B.(2005). Gender: psychological perspectives. Boston MA: Pearson Educational Inc.

Najati,.(2005). Al-Quran dan ilmu jiwa.Jakarta : Aras Pustaka.

Maulida., M & Sari, K. (2016). Hubungan memaafkan dengan kesejahteraan psikologis pada wanita yang bercerai. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Psikologi, 1 (3), 7-18.

Mayasari., R. (2014). Mengembangkan pribadi yang tangguh melalui pengembangan keterampilan resiliensi. Jurnal Dakwah, 2 (5)

Mastekaasa. (2016). Marriage and Psychological well-being some evidence on selection into marriage. Journal of marriage and family, 54 (4).

Meriko, C. & Hadiwirawan, D. (2019). Kesejahteraan psikologis perempuan yang berperan ganda. Seureune Jurnal Psikologi Unsyiah, 2 (1), 2614-6428.

Moleong, L, J. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Patriana, P. (2007). Hubungan Antara Kemandirian Dengan Motivasi Bekerja Sebagai Pengajar Les Privat Pada Mahasiswa Di Semarang. Jurnal. Semarang : Universitas Diponegoro.

Primasti., k & Wrastari., A. (2013). Dinamika psychological wellbeing pada remaja yang mengalami perceraian orangtua ditinjau dari family conflict yang dialami. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2 (3).

Pradipta., Y & Desinigrum., D. (2017). Pengalaman menjalin hubungan dengan lawan jenis pada anak korban perceraian (studi kualitatif fenomenologis dewasa awal yang mengalami perceraian orangtua). Jurnal Empati 6 (1), 442-447

Ryan, R. M. and Deci, E. L. (2001). On happiness and human potentials: a review of research on hedonic and eudemonic well-being. Annu. Rev. Psychol., 52, 141-166.

Ryff., C,D. (2013). Psychological well-being revisited : advances in the science and practice of eudaimonia. Article Psychother Psyhchosom, 10-28

Ryff, C. D. and Singer, B. (2003). Ironies of the human condition: Well-being and health on the way to mortality. In L.G.Aspinwal and U. M. Staudinger (Eds.), A psychology ofhuman strengths: Fundamental questions and future directions for a positive psychology. (pp. 271-287). Washington, DC, US.: American Psychological Association.

Ryff, C. D. and Singer, B. (1996). Psychological well-being: meaning, measurement, and implications for psychotherapy research. Psychother Psychosom., 65, 14-23.

Ryff, C. D. and Keyes, C. L. (1995). The structure of psychological well-being (5th ed). J. Pers. Soc. Psychol., 69, 719-727.

Ryff., C,D (1995). Psychological Well-Being in Adult Life. Association for psychological science.4 (4).

Sari, E. P. 2002. Penerimaan Diri pada Lanjut Usia Ditinjau dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi (2). 73-88.

Shamad. (2017). Hukum pernikahan dalam islam. Jurnal Isitqra’, 5 (1).

Sugioyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sfeatcu, dkk. (2014). The concept of wellbeing in relation to health and quality of life. European Journal of Science and Theology., 10, (4).

Tobing, E.M (2015). Subjective Well-Being pada Relawan Skizofrenia Yayasan Sosial Joint Adulam Ministry (Jam) di Samarinda. eJournal Psikologi. 3 (1)., 407-420.

Utami, S.N. (2013). Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Penerimaan diri Individu yang Mengalami Asma. Jurnal Psikologi Udayana, 1 (1), 1221

Walgito, B. (2002). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta : Andi Offset.

Waterman, A. S. (1993). Two conceptions of happiness: Contrast of personal expressiveness (eudaimonic) and hedonic enjoyment. Journal of Personality and Social Psychology., 64, 678-691.

Wulandari., D. A. (2009). Kajian dalam faktor-faktor komitmen dalam perkawinan. Psycho Idea, 7(1), 1-10.

Yakin, A. (2014). Dampak perceraian orang tua terhadap anak (studi kasus di sma negeri 1 kecamatan nosu kabupaten mamasa). Jurnal Pepatuzdu, 8 (1).

Yendi., F. Ardi., Z. & Ifdil. (2013). Pelayanan konseling untuk remaja putri usia pernikahan. Jurnal Konseling dan Pendidikan.1 (2), 109-114

Downloads

Published

2022-04-30

How to Cite

Lisa Astini, Nur Afni Safarina, & Ella Suzanna. (2022). Gambaran Kesejahteraan Psikologis Wanita Menikah dari Keluarga Bercerai . Jurnal Penelitian Psikologi, 13(1), 21–30. https://doi.org/10.29080/jpp.v13i1.685